Edmund hidup pada abad keenambelas. Ia seorang pelajar muda
Inggris yang amat populer, seorang ahli pidato yang mengagumkan. Edmund
terpilih untuk menyampaikan pidato sambutan kepada Ratu Elizabeth ketika ratu
mengunjungi perguruan tingginya. Sekelompok temannya tertarik akan sikapnya
yang periang dan bakat-bakatnya yang beranekaragam. Mereka menjadikan Edmund
sebagai pemimpin mereka. Bahkan ratu dan para menterinya pun menyukai pemuda
yang menarik ini.
Tetapi, Edmund mempunyai masalah dengan agamanya. Ia selalu
beranggapan bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang benar. Dan ia
tidak menyembunyikan pendapatnya itu. Oleh karenanya, pemerintah, yang
menganiaya orang-orang Katolik, menjadi amat curiga kepadanya. Edmund tahu
bahwa ia akan kehilangan simpati ratu dan juga kehilangan semua kesempatan
untuk mendapatkan jabatan tinggi apabila ia memilih untuk menjadi seorang
Katolik. Pemuda ini berdoa dan menetapkan keputusannya. Ia akan tetap menjadi
seorang Katolik!
Setelah melarikan diri dari Inggris, Edmund belajar untuk
menjadi seorang imam. Ia masuk Serikat Yesus. Ketika Bapa Suci memutuskan untuk
mengirimkan imam-imam Yesuit ke Inggris, Pastor Campion termasuk di antara
imam-imam pertama yang diutus. Malam sebelum ia pergi, salah seorang rekan imam
merasa terdorong untuk menuliskan kata-kata ini di pintu kamarnya: “Pastor
Edmund Campion, martir.” Meskipun Pastor Campion tahu akan bahaya yang
menghadangnya, imam yang kudus ini berangkat juga dengan riang. Malahan, ia
banyak tertawa oleh karena ia menyamar sebagai seorang pedagang permata. Di
Inggris, ia berkhotbah dengan berhasil di hadapan umat Katolik yang
menjumpainya secara rahasia. Mata-mata ratu ada di mana-mana, mereka mencoba
menangkapnya. Pastor Campion menulis: “Sebentar lagi aku tidak akan terlepas
dari tangan mereka. Kadang-kadang aku membaca tulisan yang berbunyi 'Campion
telah tertangkap'!” Seorang pengkhianatlah yang pada akhirnya menyebabkan imam
Yesuit itu tertangkap. Di penjara, Pastor Campion dikunjungi oleh para pejabat
kerajaan yang mengaguminya. Bahkan Ratu Elizabeth sendiri juga datang. Tetapi tidak
satu pun dari ancaman ataupun janji-janji mereka yang dapat membuatnya
mengingkari iman Katoliknya. Bahkan tidak juga aniaya. Walaupun harus banyak
menderita, ia masih tetap mempertahankan diri dan rekan-rekan imam lainnya
dengan cara yang demikian mengagumkan sehingga tidak seorang pun mampu
mendebatnya. Meskipun begitu, ia tetap juga dijatuhi hukuman mati. Sebelum
hukuman dilaksanakan, St. Edmund mengampuni orang yang telah mengkhianatinya.
Ia bahkan membantu menyelamatkan nyawa orang itu. St. Edmund Campion wafat pada
tahun 1581 pada usia empatpuluh satu tahun.
0 Response to "St. Edmund Campion"
Post a Comment